Thursday, October 29, 2009

Bohong Putih? (...haruskah?...)

Mi, ntar klo ditanya ma suamiku, bilang ajah td malem aq pergi ke mall ma kamu yah?

Mungkin pertanyaan itu tidak akan begitu sulit saya jawab jikalau saat itu memang saya sedang pergi dengan teman saya itu tapi kenyataannya, saya sedang berada di rumah.

Mungkin juga pertanyaan itu akan mudah saya jawab, jikalau keadaannya tidak seperti saat ini. Jika teman saya itu belum menikah, dan kepergiaanya saat itu bukan dengan seorang lelaki yang bukan suaminya.

Betapa sulitnya menjawab pertanyaan itu. satu sisi, jika saya mengatakan bahwa teman saya itu pergi dengan saya, saya melakukan kebohongan. dan di sisi lain, jika saya bicara apa adanya, sudah pasti akan ada pertengkaran hebat antara teman saya dan suaminya. jawaban juga suatu pilihan khan? Sebuah dilema ….



Menurut artikel yang pernah saya baca, Bohong Putih (White Lie) merupakan bentuk kebohongan yang secara umum dipandang sebagai kebohongan yang baik atau yang dibenarkan. Umumnya para pelaku bohong putih menjadikan keterpaksaan sebagai alasan utama mereka. Jadi keterpaksaan telah membenarkan kebohongan yang mereka lakukan.
Semua orang, saya yakin tahu kalau berbohong itu berdosa. Tapi, banyak juga yang meyakini, kalau bohong putih itu tidak berdosa, atau minimal dosanya lebih sedikit. Katanya bohong putih disini maksudnya berbohong untuk kebaikan.
Kenapa saya bilang: KATANYA? Karena saya meyakini, yang namanya bohong, ya tetap saja dosa. Mau putih, mau hitam, mau ungu, pokoknya bohong itu dosa. Apapun alasannya.
emang ada bohong ada warnanya ya ??

Menurut Islam, berbohong atau berdusta merupakan salah satu ciri orang munafik, Lalu apakah kita tidak boleh berbohong sama sekali?? Tentunya tidak sesederhana itu.
Saya sepakat bila Bohong Putih itu dilakukan atas dasar keterpaksaan. Bohong Putih dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar dari kebohongan itu sendiri. Misalnya;
- Dalam peperangan, kita diperbolehkan untuk berbohong kepada musuh, sebab jika kita jujur maka akan berujung pada kehancuran, karena dengan demikian kita akan mudah ditaklukkan oleh musuh.
- Berbohong terpaksa dilakukan untuk mendamaikan orang-orang yang bersengketa. Sejauh pengertian saya, yang dimaksud dengan mendamaikan ini adalah meredam api kemarahan yang sedang berkobar. Berdasarkan pengalaman saya, masalah lebih mudah diselesaikan bila api kemarahan sudah padam. Orang-orang yang bersengketa memiliki hati dan pikiran yang tenang sehingga dapat melihat masalah dari sudut pandang yang lebih baik.
Dalam kehidupan berumahtangga, perlukah bohong putih itu kita lakukan??
Saya pribadi tidak mengambil pilihan ini karena bagaimanapun juga saya tidak suka bila pasangan kita berbohong dengan dalih apapun. Jadi pahit manisnya perkataan bagi saya lebih baik disampaikan secara terang-terangan kepada pasangan kita. Hal ini bersifat subjektif terhadap diri saya sendiri. Bukan saya munafik bukan juga saya sok suci, saya hanya berusaha untuk meminimalkan sebuah kebohongan, meskipun itu white lying, atau bohong putih
Selain itu menurut saya, bohong putih bukan kebohongan yang dibenarkan melainkan kebohongan yang dimaafkan. Jadi dalam kondisi apa pun bohong adalah sebuah perbuatan yang salah.

Kenapa sih, dalam berumahtangga orang lebih memilih bohong daripada berkata jujur? Katanya sih sekali lagi katanya, itu semua terpaksa dilakukan demi kebaikan.
Eh, bentar..kebaikan dari mana ? dari sisi siapa? dari sisi si pembohong?
Sekali lagi sayangnya kata "keterpaksaan" itu sering disalahgunakan oleh pelaku kebohongan sebab jika itu tidak dilakukan maka akan menimbulkan konflik karena ketahuan melakukan sesuatu yang tidak semestinya.
Misalnya; suami sudah memiliki janji dengan teman karena lama tidak berjumpa dan pada saat yang sama istri meminta untuk mengantar anak les. Suami terpaksa berbohong dengan mengatakan ada janji bisnis dengan klien sehingga tidak bisa antar anak. Sesungguhnya suami saat itu tidak dalam terpaksa, seperti keterpaksaan dalam sebuah peperangan, melainkan saat itu dia ingin memuaskan egonya untuk bisa bersenang senang dengan teman lama.
Menutupi sesuatu dengan satu kebohongan, hanya akan menciptakan kebohongan baru. Seperti sebuah rantai yang tak terputus. Tentu itu sangat merepotkan. Bayangin ajah, kalau setiap saat, setiap waktu, kita dituntut untuk mengarang berbagai cerita, dan diharuskan masing2 cerita saling berkaitan. melenceng satu, ancurlah semua. dan jika suatu kebohongan terungkap, itu memalukan.

Read More......

Thursday, October 15, 2009

TERSISIH

Tersisih menjadi kata yang tidak baik bagi perasaan, karena menimbulkan ketidaknyamanan, memunculkan kesedihan, menjadikan debar jantung meningkat, telinga menjadi merah, dan terkadang tanpa sadar mata mengeluarkan airnya. Tak ada yang menyukai menjadi pihak yang tersisih.

Tetapi, kehidupan tak akan lepas dari ketersisihan ini. Pohon-pohon muda yang lebih kokoh tumbuh baru, dan waktunya bagi pohon yang lebih tua untuk dipangkas.

Di kantor, mungkin sekali kita menghadapi ketersisihan. Ketika jalan kita mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan jalan yang diinginkan atasan, biasanya kita tersisih dengan jalan minoritas yang kita yakini kebenarannya. Atau, ketika terjadi persaingan untuk meraih tangga yang lebih tinggi, dan kita disingkirkan oleh kelompok lain yang lebih kuat, ketersisihan itu akan dirasakan. Mungkin kita menerima dengan lapang. Mungkin juga ada sakit hati. Tetapi bukankah itu bagian dari kehidupan alamiah yang harus dilalui?


Seperti itulah kehidupan. Ada malam-malam yang panjang seolah waktu enggan mengalir dan kita dibuatnya tertekan. Tapi, selalu ada matahari pagi. Di setiap hujan, akan terbit matahari, di setiap kemarau akan hadir hujan. Mereka yang hanya menyukai kemarau akan memancarkan kebencian pada hujan, Tetapi mereka yang menyadari makna kehidupannya bagi orang lain akan menyukai keduanya, karena mereka sadar, tak akan ada siang kalau tak ada malam.
Seperti juga daun, satu persatu harus mengalah untuk tumbuhnya tunas baru. Bila daun itu tumbuh bersama-sama dan berdampingan, salah satu harus mengalah untuk sempurnanya daun yang lain.

Tersisih adalah bagian dari laku hidup yang harus dijalani. Kita bisa memandangnya dari dua sudut. Pertama, kita yakini bahwa segala sesuatu memiliki periodenya sendiri, dan menikmati keberhasilan maupun ketersisihan secara seimbang akan menjadikan hidup makin tenang. Kedua ketersisihan dipandang dengan lapang serupa keihlasan untuk memberikan kesempatan tumbuh yang sempurna bagi daun lainnya. Dan dengan berbagi, bukankah kehidupan kita akan makin kaya?

Read More......

LET'S SMILE..!!!!!


Mau tahu alat yang ampuh untuk mencairkan suasana?
Tidak sulit dan tidak mahal, cukup dengan senyuman. Tentunya senyuman yang hangat dan tulus, serta jangan lupa disertai dengan niat yang baik. Simpel, tapi ternyata cukup sulit untuk dilakukan, apalagi jika hati tidak sreg. Dan hati memang tidak bisa dibohongi, plus orang juga bisa merasakan jika senyum kita itu tulus atau tidak.

Senyum juga bisa membuat hari terasa lebih indah karena perasaan akan menjadi lebih damai ditambah orang-orang pun akan merasa terhibur jika melihat kita tersenyum. Walaupun wajah tidak rupawan, tetap lebih sejuk jika dihiasi senyuman daripada wajah ganteng atau cantik tapi tanpa senyuman.


Senyum membuat cepat akrab, menghilangkan kecemasan, dan yang paling penting "Berpahala". Syukur-syukur, bisa membuat orang lain terpesona ( he..he..he..) atau bahkan orang yang lagi marah bisa luruh atau hilang marahnya.

Mau dicari alasan apapun, dalam kondisi apapun, tidak ada salahnya untuk tersenyum. Walaupun terkadang tidak merubah keadaan, tapi jelas jauh lebih baik jika menghadapinya dengan senyuman.

Smile creates happiness in the home, foster goodwill in the business and is a symbol of friendship. Smile to make people feel tired relax, strengthen those who despair, to give warmth to the sad, and is a natural medicine for people with problems.

Read More......

Wednesday, October 07, 2009

TAKE AND GIVE

Suatu saat, saya menerima SMS dari seorang sahabat yang isinya:
"Mungkin aq adalah orang yang ditakdirkan untuk selalu memberi perhatian kepada orang lain… tetapi bukan orang yang ditakdirkan untuk menerima perhatian orang lain.."

Saya tertegun..
kata-kata itu keluar dari mulut seorang sahabatku yang setahu saya dia adalah orang yang dapat diandalkan untuk setiap situasi, menyenangkan, easy-going dan realistis…

Apa yang dikatakannya cukup membuat saya bercermin terhadap apa yang telah saya perbuat selama ini.... perilaku dan perhatian saya kepada setiap orang yang saya jumpai, teman-teman bahkan keluarga Jangan-jangan saya lupa memberi perhatian orang-orang yang telah mencurahkan segala kasih sayangnya padaku…

Kita selalu lupa... dalam hidup yang berhubungan dengan orang lain selalu ada take and give.. memberi dan menerima. Ada yang selalu memberi tanpa (mau) menerima, atau juga selalu menerima tanpa (mau) memberi (atau diberi??).

Manusia memang pelupa… dan tidak sempurna.. atau memang tidak pernah mau belajar mengatasi kekurangan-kekurangannya???

Bentuk perhatian itu sangat sederhana.. bahkan begitu sederhana sehingga kita jarang melakukannya..
Misalnya menelepon saudara/orang tua untuk sekedar menanyakan kabar, atau menyapa teman, tetangga.. atau mengucapkan terima kasih sambil tersenyum kepada orang lain.

Atau ketika sedang ada yang curhat, kita bisa menjadi pendengar yang baik tanpa perlu berkomentar..
karena ada orang yang menceritakan sesuatu hanya dengan tujuan untuk sekedar cerita.. bukan meminta nasehat atau saran. Pendengar yang baik adalah pendengar yang bisa menciptakan suasana nyaman saat orang lain berbicara dan bercerita. Jangan banyak tanya, mengusik hal-hal sensitif, ingin tahu dan memaksa. Kita hanya perlu diam, menatap wajahnya, mengangguk dan tunggu saja.. ia akan bercerita lebih banyak lagi. Berilah pendapat dan saran ketika ditanya.

Bisa juga dengan cara mengirimkan sms yang sederhana… saya pernah mengalaminya.. di saat sedang bete dikantor, tiba-tiba seseorang mengirim sms sederhana.. "….. ‘HI’ will make you smile.. Have a nice day!". Dan memang, setelah saya membacanya, lalu tersenyum dan kembali bersemangat menyelesaikan hariku dengan baik.

Atau jeli dengan perubahan-perubahan yang dialami orang lain. Memberi pujian pada baju baru, sepatu baru, mungkin badan yang tambah berisi atau langsing. Katakan semuanya dengan manis, dan perhatian itu tidak akan pernah dilupakan orang lain. Jangan pelit untuk memuji seseorang untuk hal-hal baik, dan jangan takut untuk mengkritik orang untuk tujuan yang baik.

Hmm..
Mungkin ini adalah beberapa cara yang lambat laun berkembang dengan sendirinya, sehingga semua indra kita jeli terhadap sekeliling kita. Sehingga kita bisa memberi perhatian kepada semua orang dan lingkungan kita...

Read More......