Thursday, April 29, 2010

FRIENDSHIP

Menjalin persahabatan dengan lawan jenis memang sah-sah saja. Bahkan tak sedikit wanita yang lebih memilih kaum pria sebagai tempat curhat ketimbang rekan-rekan wanita yang dinilainya lebih suka "bergosip ria" atau tidak bisa dipercaya. Begitu juga sebaliknya, tak sedikit pria yang lebih memilih bersahabat dengan rekan wanita, yang salah satu alasanya mungkin untuk bisa mendapatkan pkamungan lain dari sudut lawan jenis.

Namun, terlepas dari apapun alasan nya, tak jarang persahabatan seperti ini dinilai lain oleh masyarakat. Karena saking dekatnya dan kerap kali bertemu, tak jarang pasangan sahabat ini dikira pasangan yang tengah dimabuk asmara. Tapi bagaimana bila penilaian ini terlontar pada persahabatan di mana keduanya sudah mempunyai pacar atau istri/ suami? Kalau hal ini terjadi salah-salah bisa memacu konflik besar yang akan mengarah pada perceraian.

Tidak ada yang bisa menyangkal, terkadang persahabatan seseorang bisa membuat iri banyak orang. Bayangkan dia sepertinya punya tempat yang akan dengan setia menjga dan menampungnya. Persahabatan itu sendiri dibangun dari saling kepercayaan yang tinggi dan saling mengerti tanpa harus dibicarakan atau diutarakan terlebih dahulu. Tak hanya itu selain menjadi tempat berkeluh kesah dan adu argumentasi, sahabat adalah orang yang bisa paling jujur di dunia untuk mengomentari segala hal tentang kamu meski akan menyakitkan kamu sekalipun.


Namun, tampaknya persahabatan yang kamu bangun ini akan menjadi ancaman bila pacar atau pasangan resmi sahabat kamu kurang mengerti dengan bentuk persahabatan yang kamu bina. Salah-salah karena kamu kerap kali meminta saran untuk segala kegiatan hidupnya, mulai karier hingga keluarganya, kamu akan dikira memasuki teritorial orang lain. Dalam arti, pasangan resmi sahabat kamu mungkin saja akan merasa menjadi orang nomor dua dalam hidup pasangannya dan tidak menerimanya.

Satu hal lagi yang akan semakin membuat keadaan parah adalah bisa-bisa sahabat kamu cenderung mengeksekusi sesuatu hal berdasarkan gagasan Kamu.

"Jangan-jangan istriku itu berselingkuh dengan sahabatnya". Pikiran tersebut mungkin saja akan terlontar pada benak pasangan resmi sahabat kamu.

Bila dilihat, persahabatan yang kamu bangun ini bukan waktu yang singkat. Kamu sudah mengenalnya jauh hari sebelum sahabat kamu mengenal dan bahkan menikah dengan pria/wanita pujaannya. Namun itulah realitas hidup. Jalinan persahabatan yang "beda" pun sebenarnya sudah bisa ditangkap dengan kasat mata. Yakni jika seseorang "punya hati" terhadap sahabatnya maka bisa dibaca lewat gerak geriknya, cara memandang, pemilihan kata-kata bahkan kadang sikap salah tingkah, sedikit banyak menunjukkan bahwa dia berharap banyak dari sekedar persahabatan.

So, gimana cara untuk menjaga persahabatan dengan lawan jenis ini agar tidak mengarah pada perselingkuhan dan tetap bisa berlansung lama? Simak yukk ..

Yang pasti, sejak awal luruskan niat terlebih dahulu. Pasalnya persahabatan yang dimulai dengan niat yang tidak benar bisa saja mengarah pada perselingkuhan. Awali persahabatan dengan sungguh-sungguh karena ada kesamaan sifat, padangan, hobi, selera dsb. Bukan karena tujuan ingin menjadikan sebagai pacar setelah merebut simpatinya.

Harus ada trust. Apapun yang diceritakan sahabat karena dia menganggap kamu bagian dari hidupnya. Mengkhianati kepercayaannya berarti kamu sudah bosan dengan pertemanan itu dan bersiap mencari musuh.

Tetap profesional bila bersahabat dengan rekan kantor. Dan persahabatan yang baik adalah persahabatan yang tidak bakal mengorek "isi perut" kamu.

Menjaga privasi masing2. Jangan intervensi dlm masalah sahabat
Kenali pasangan masing2 dan tekankan bahwa tidak semua hal bisa diceritakan kepada sahabat

Jangan posesif.
Keterusterangan itu kadang menyakitkan.
Berpikir dan bertindak positif. Jika mengobrol tentang suatu hal, arahnya bukan mencela, tapi mendiskusikan, dengan begitu seseorang dapat membangkitkan rasa percaya diri sahabatnya.

Read More......

Wednesday, April 07, 2010

MASA LALU DALAM KEHIDUPAN KITA

Sepotong kenangan masa lalu hadir dalam benak kita. Ya, kita yang bergelimang dosa, kita yang hanya bisa menyusahkan orang lain, kita yang terhanyut oleh arus pergaulan, kita yang selalu membuat ibunda menangis sedih, dan lain sebagainya. Sebegitu kelamkah masa lalu kita? Sebegitu hitamkah hari-hari kita? Lantas, bagaimana kita menyikapinya?
Masa lalu..ya masa lalu..setiap orang pasti memiliki masa lalu, apakah hitam atau putih, baik atau buruk, gelap atau terang. Semuanya adalah salah satu bagian yang sempat mengisi lembaran hari-hari kita. Tak perlu kita robek dan kita campakkan ke tempat sampah, hanya karena kita malu. Malu karena hari ini kita lebih buruk, atau malu karena masa itu kita tersesat begitu jauh. Sekelam apapun masa lalu kita, ia tetap memiliki fungsi dan makna. Tanpa masa lalu, rasanya sulit bagi kita untuk bisa menata masa depan. Ibarat sebuah mobil yang sedang berjalan di jalan raya. Mobil tersebut dilengkapi dengan 2 buah kaca spion. Tahukah kita apa gunanya? Tentu, untuk melihat ke belakang sesekali. Ya...hanya sesekali. Pernahkah terpikir oleh kita, bagaimana jadinya kalau sebuah mobil tidak dilengkapi dengan kaca spion?. Seperti itu pula masa lalu untuk kita, sesekali kita perlu melihat ke belakang, sebagai sebuah acuan untuk kemudian menyongsong hari esok dengan lebih baik. Tapi juga tidak mungkin kalau kita terus-menerus melihat ke belakang bukan? Karena kalau itu yang dilakukan, tentu sang mobil akan sulit bergerak maju.


Karenanya, bagi kita yg pernah memiliki lembaran hitam, jangan hanya menyesali diri, tenggelam dalam lautan duka dan sesal tanpa batas. Begitu juga bagi kita yg pernah memiliki masa-masa indah, jangan hanya terhanyut oleh nostalgia masa lalu. Semuanya harus kita sikapi dengan bijak. Biarlah lembaran itu tetap pada tempatnya, menghias buku catatan hari-hari kita. Yang sekarang harus kita lakukan adalah bangun dari mimpi-mimpi panjang kita, menumbuhkan keyakinan bahwa kita pasti bisa berubah jika kita memiliki keinginan yang kuat untuk berubah. Lantas bertekad untuk merenda hari esok dan masa depan yang cerah, menyongsong terbitnya fajar dengan sebuah senyum keyakinan, bahwa mulai hari ini, kita akan berubah, kita akan memulainya…

Read More......