Tuesday, April 07, 2009

TIBA SAATNYA.... (Laparatomy)



Setelah melalui sholat istikharah serta berdiskusi yang panjang dengan swami dan kakak yang kebetulan seorang dokter juga, akhirnya Bismillah: aku bulatkan tekat untuk menjalani myomectomi.
Dan kakak merekomendasi dr.Brahmana Askandar,SpOG (K) yang akan menangani, dan ditetapkan bahwa operasi dilakukan di RSAB Lombok Dua Dua pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2009.
Kemudian aku berbagi tugas dengan swami, aku ke RSAB untuk booking kamar sedangkan swami ngurus asuransi.
Oh ya, untuk urusan ini aku sama sekali tidak bilang ke banyak orang, baik ortu, mertua, sodara/ipar maupun teman teman kantor bahkan boss pun ngga aku beritahu.
Hari Sabtu tanggal 7 Maret 2009, aku menghadap boss untuk mengajukan cuti selama dua minggu berikut alasannya. Beliaupun kaget karena sekilas memang seperti orang sehat pada umumnya. Bukan hanya boss yang kaget, ortu dan mertua pun demikian.
Aku sengaja menyembunyikan karena aku tidak ingin dikasihani dan membuat mereka sedih. Selain itu aku tidak ingin banyak orang yang memberikan pertimbangan penyembuhan karena akan semakin membingungkan.
Hari Selasa pagi, aku pergi ke Laboratorium Prodia untuk melakukan berbagai pemeriksaan, mulai ECG, foto thorax, tes darah dll, petugasnya bilang hasil pemeriksaan selesai sore dan janji akan diantar langsung ke Lombok Dua Dua. Setelah dari Prodia meluncur ke Lombok Dua Dua tapi mampir dulu ke warung untuk sarapan.
Sesampai di RSAB langsung chek in aku ambil kamar kelas dua yang seharusnya dihuni 2 pasien tapi tempat tidur yang tersedia aku boking semua untuk swamiku yang emang sejak awal akan jagain aku.
Satu jam kemudian dilakukan pemeriksaan awal untuk kelengkapan data ststus pasien.
Suster memberitahu besok operasi dilakukan pada jam 7 pagi, persiapan operasi dilakukan satu jam sebelumnya. Siang hingga malam itu tidak ada dokter visite cuman perawat yang datang periksa tensi darah dan mengingatkan untuk puasa pada jam 12 malam, jadi yang aku lakukan cuman tiduran, nonton tv dan baca majalah, tahu gitu tadi mending berangkat dari rumah sore atau malam sekalian.
Ada sedikit insiden, yaitu ketika jam 10 malam pas lagi enak-enaknya tidur, suster masuk memberitahu bahwa hasil lab belum diantar oleh Prodia. Akhirnya aku gak bisa tidur kepikiran, sedangkan swamiku berusaha telepon Prodia, tapi karena sudah malam jadi tidak ada yang merespon telepon. Keesokan harinya, pada jam 5 pagi swami telepon ke Prodia tapi yang menerima satpam dan berjanji jam 6 akan diantar ke RSAB.
Setelah sholat shubuh swami pamit pulang dulu karena harus menyiapkan pekerjaannya, sebenarnya dalam hati aku keberatan tapi apa boleh buat karena itu emang udah jadi tanggungjawabnya. Aku sendiri selesai sholat subuh terus mandi dan berwudhu, dan tak lama kemudian sekitar jam 05.30 suster datang menjemput untuk dibawa ke ruang persiapan operasi. Disana aku harus ganti baju dengan baju untuk operasi dan dipasang infus. Aku udah mulai deg degan, aku cuman bisa dzikir.
Tepat pukul 06.00, aku harus sudah masuk ruang operasi tapi sebelumnya suster tanya, ” mana swaminya?”, ”Apa ngga pamitan dulu”. Berhubung swami belum kembali dari rumah, akhirnya aku masuk ruang operasi tanpa pamitan swami dulu padahal sebenarnya aku butuh itu sebagai support (...hiks..hiks... sedih sih.).
Alhamdulillah, hasil lab sudah datang dan sudah dibaca oleh dokter anestesi yaitu dr Sariyanto. Beliau menanyakan apakah sebelumnya sudah pernah operasi, beliau juga bilang bahwa akan dilikakukan pembiusan spinal atau bius lokal yaitu daerah pinggul kebawah. Selanjutnya dokter Sariyanto memintaku untuk memiringkan badan dengan lutut di tekuk hingga menyentuh dada kemudian menyuntikkan bius di tulang punggung bagian bawah. Tak lama kemudian dokter Barhmana datang dan bilang bahwa operasi akan berjalan lebih kurang selama 2 jam, selanjutnya aku tidak sadar. Jadi aku sama sekali tidak tahu proses operasi, padahal dokter Sariyanto bilang cuman bius lokal. Aku tersadar ketika proses operasi sudah selesai dan aku cuma lihat sekilas myom yang telah dikeluarkan. Myom yang telah dikeluarkan tadi akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk melihat apakah terdapat sel atipik yaitu sel yang menunjukkan keganasan.
Sekali lagi aku ucapkan syukur pada Allah atas segala kemudahan dalam proses operasi.
Kemudian aku dibawa kembali ke kamar, di kamar aku tertidur kembali sesekali terbangun tapikemudian tertidur lagi. Mungkin masih dibawah pengaruh obat bius. Menurut cerita swami, setelah dkeluar dari kamar operasi tubuhku sangat pucat dan dingin sekali. Swami sempat khawatir keadaan tersebut

0 komentar: