Friday, March 05, 2010

Minggu kemarin merupakan hari terberat dalam hidupku, dalam kehidupan perkawinanku...
Ternyata aku belum mengenal betul my buddy meski kami telah melewati kehidupan ini bersama sama selama lebih dari hitungan jari...
Yang aku tahu selama ini dia begitu setia padaku, sontak berubah sikap semenjak adanya reuni dengan teman teman SMA nya dua bulan yang lalu. Aku mengijinkan dia hadir di reuni tersebut sama seperti hal nya dia ngijinin aku hadir pada reuni SMA.Karena prinsip kami, bahwa apa yang terjadi di masa lalu biarlah berlalu.


Selama ini prinsip kami bebas berteman dengan siapa saja yang penting bisa jaga sikap dan kehormatan sehingga tidak menimbulkan fitnah. Setelah reunian, sikapnya biasa saja sama sekali tidak ada yang berubah sampai Gusti Allah sendiri yang membuka mata batinku untuk melihat kenyataan dibalik sikapnya.
Suatu sore, sehabis mandi aku menyisir rambut didepan cermin dan terdengar bunyi sms dari hape miliknya. Dan kulihat dari bayangan cermin terlihat dia baca sms sambil tersenyum .... Deg..!!! selama ini aku tidak pernah berprasangka apapun ketika dia baca sms tapi entah kenapa kali ini perasaan hatiku tidak enak. Dan ketika dia sedang keluar, diam diam aku baca sms tersebut...
Dhuuueeerrr... bagai disambar bledek disiang bolong...
Allah Ya Rabb... apa yang terjadi dengan dia.
Hatiku terasa sesak ketika membaca sms yang ternyata dari seorang perempuan.
Meski nomer tersebut tanpa nama tapi aku tahu dari tulisannya yang menunjukan bahwa dia perempuan.
Dan ketika aku minta penjelasan, dia bersumpah sumpah bahwa itu hanya teman biasa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.
Oh God.. tapi hati ini telah terluka sehingga sampai saat ini aku masih belum bisa mempercayai dia. Hingga beberapa hari, aku melewati hari hari dengan hambar.
Semua kekesalan hatiku aku sampaikan ke salah seorang sahabatku, Mbak Nelly.
Dengan bijak mbak Nelly saranin aku utk dapat menerima kembali dia apa adanya dan kembali jalani kehidupan normal sebagaimana mestinya sebuah perkawinan. Kalaupun dikemudian hari dia berbuat seperti itu lagi, yakinlah bahwa Allah akan mengirim sinyal berupa kepekaan hati seorang perempuan.

Dan sekarang, aku mencoba bersikap biasa kepadanya. dan tetap melakukan segala kewajiban sebagai istri...
Tapi terkadang ada perasaan " kok tega tega nya dia berbuat seperti itu padaku", hmmm... ternyata luka hati ini belum sembuh

0 komentar: